Dialog dan Diskusi Radikalisme Bersama Unit Pembinaan Ketertiban Masyarakat Polresta Banda Aceh

PEUNAYONG – Satuan Pembinaan Masyarakat (Bimas) melalui Unit Pembinaan Ketertiban Masyarakat Polresta Banda Aceh menyelenggarakan Dialog dan Diskusi tentang Radikalisme (03/07/2019) yang bertempat di Aula Lantai 2 Kantor Keuchik Gampong Peunayong.

Kegiatan ini dibuka oleh Kanit Bintibmas Polresta Banda Aceh IPDA Zulkarnaen dalam amanat beliau menyampaikan Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim. Radikalisme juga sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama. Beliau juga mencontohkan shalat terawih ada yang melaksanakan 11 rakaat dan juga ada yang melaksanakan 23 rakaat, hal ini tidak perlu dipermasalahkan karena ini merupakan ibadah sunnat, tetapi bagaimana caranya kita mengajak orang yang tidak shalat untuk mau shalat.

Keuchik Gampong Peunayong T. Sabri Harun, S. Ag. dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Pihak Kepolisian Resort Kota Banda Aceh yang telah mengajak unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan Gampong Peunayong untuk berdiskusi permasalah tentang Radikalisme. Kita berharap agar tokoh-tokoh yang hadir pada hari ini dapat menjadi corong bagi masyarakat untuk mengedukasi tentang Radikalisme.

Adapun pemateri dalam kegiatan ini adalah AIPTU Khafrawi dari Polresta Kota Banda Aceh memaparkan tentang Radikalisme dan juga beliau menjelaskan perbedaan radikalisme dengan terorisme dll. Kita hari ini harus ada persiapan mengingat gampong berada dipusat kota bagaimana kita menyikapi berbagai persoalan dan berinteraksi dengan pendatang yang ada di Gampong Peunayong dengan kondisi masyarakat yang multi etnis dan menganut berbagai kepercayaan dan agama. Pemicu radikalisme yang sangat besar adalah kebijakan yang tidak berpihak, pelayanan publik dan kebijakan-kebijkan lainnya. Hal ini diperlukan orang tua yang baik yang akan menghasilkan generasi yang baik, faktor lain adalah Narkoba, Napza dan Psiotropika. (TMS)