Mengangkat Kembali Sejarah Aceh Melalui Mural Gampong Peunayong

Keuchik Gampong Peunayong T. Sabri Harun, S. Ag. ikut mencoba melukis Mural di Jalan Jambi Jurong Merpati yang dipandu oleh Zul MS. (Kamis, 04/07/2019)

PEUNAYONG – Keuchik Gampong Peunayong T. Sabri Harun, S. Ag. bersama dengan Ketua Panitia Kegiatan Mural Gampong Peunayong Denny Saputra mendampingi Darwati A Gani dan beberapa donatur lainnya mengunjungi lokasi Mural Gampong Peunayong Kamis (4/7/2019). Pagi hari memulai program “Semarak Warna-Warni Mural Gampong Peunayong dalam Keberagaman,” Kegiatan membuat mural dinding ini sebagai bentuk kepedulian terhadap keindahan Kota Banda Aceh. Para pemural ingin menjadikan Peunayong sebagai Kota Wisata dan Kota Seni. Menurut mereka, selama ini wisatawan datang ke Kota Banda Aceh hanya mengetahui objek wisata, seperti Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami Aceh, dan objek wisata lainnya.

“Kita mencoba, untuk membuat mural seperti di Penang, Malaysia, yang namanya kota tua, kita ingin belajar dari situ untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Banda Aceh,” kata ketua panitia kegiatan, Denny Saputra. Selain itu, menurut Denny, kegiatan ini bertujuan mengangkat kembali sejarah Aceh, khususnya Peunayong. Oleh karena itu, mural ini dilukis seperti sejarah dulu, ada kapal dagang, cengkeh, dan buah pala.

Denny menyebutkan ada 23 titik mural yang mereka buat dan dibagi dalam tiga zona, yakni A, B dan C. Zona A di tengah-tengah kota, zona B agak pinggiran antara satu toko dengan lainnya yang disebut gang sedangkan zona C di pinggiran sungai Krueng Aceh. “Semuanya ada tiga tema untuk pembuatan mural ini. Tema pertama melukis tentang keberagaman karena Peunayong ini komplit, semua suku dan ras ada di sini. Tema kedua tentang narkoba, karena kawasan ini adalah pusat kota dan daerah keramaian,” sebut Denny. Sedangkan tema ketiga, kata Denny tentang kebersihan. Pasalnya di Peunayong ini daerah perdagangan atau pasar, sehingga sangat penting bagi para pedagang untuk tetap menjaga kebersihan.

Untuk membuat mural ini, panitia mendatangkan pelukis Zulkiplie Muhammad Sanie atau yang dikenal dengan sebutan Zul MS. Tak ketinggalan Darwati A Gani dan Keuchik Gampong Peunayong T. Sabri Harun, S. Ag. juga ikut mencoba membuat mural dinding yang dipandu oleh Zul MS.

Lebih dari itu, untuk penyusunan konsep mural dengan sejarah ini, menurut Denny, mereka berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti Pemko Banda Aceh, warga Peunayong, pelaku seni, serta Dosen Filsafat dan Dosen Fakultas Teknik Unsyiah, Banda Aceh.

Sumber : aceh.tribunnews.com